Kita semua tahu Internet menghubungkan komputer-komputer yang ada di muka bumi ini. Kita dapat mengirim e-mail ke teman yang berada di Singapura, Australia, Amerika, Eropa, dan banyak lagi. Kita juga dapat 'kencan dengan gadis Boston', demikian iklan salah satu penyedia jasa Internet. Tetapi bagaimana sebenarnya mekanisme yang terjadi sehingga kita dapat 'berkencan'? Tulisan ini membahas sebagian dari mekanisme tersebut, yaitu routing, yang difokuskan pada interior routing protocol(IRP).
Konsep TCP/IP
Sebelum membahas routing, ada baiknya kita bahas sepintas TCP/IP, yaitu protokol yang digunakan di Internet. Protokol TCP/IP memiliki empat lapisan hirarki, yaitu lapisan aplikasi (application layer), lapisan transport (transport layer), lapisan internet (internet layer), dan lapisan akses jaringan (network access layer).
Lapisan akses jaringan adalah lapisan pada hirarki terendah dalam TCP/IP dan protokol pada lapisan ini bertugas menghubungkan device-device yang terletak pada jaringan yang sama. Lapisan internet berada di atas lapisan akses jaringan dan protokol pada lapisan ini berfungsi menghubungkan device-device yang tidak terletak pada satu jaringan. Nama internet (dengan i kecil) pada lapisan ini berasal dari kata inter network (antarjaringan) dan berbeda dengan Internet (dengan I besar) yang biasa kita dengar. Protokol utama yang terletak pada lapisan ini adalah Internet Protocol (IP). Protokol ini menjadi dasar dari Internet. Karakteristik protokol IP adalah connectionless, yang berarti tidak memerlukan sambungan yang telah terbuka terlebih dahulu dari sumber ke tujuan.
Routing
Data-data dari device yang terhubung ke Internet dikirim dalam bentuk datagram, yaitu paket data yang didefinisikan oleh IP. Datagram memiliki alamat tujuan paket data; Internet Protocol memeriksa alamat ini untuk menyampaikan datagram dari device asal ke device tujuan. Jika alamat tujuan datagram tersebut terletak satu jaringan dengan device asal, datagram langsung disampaikan kepada device tujuan tersebut. Jika ternyata alamat tujuan datagram tidak terdapat di jaringan yang sama, datagram disampaikan kepada router yang paling tepat (the best available router). IP Router (biasa disebut router saja) adalah device yang melakukan fungsi meneruskan datagram IP pada lapisan jaringan. Router memiliki lebih dari satu antamuka jaringan (network interface) dan dapat meneruskan datagram dari satu antarmuka ke antarmuka yang lain. Untuk setiap datagram yang diterima, router memeriksa apakah datagram tersebut memang ditujukan ke dirinya. Jika ternyata ditujukan kepada router tersebut, datagram disampaikan ke lapisan transport. Jika datagram tidak ditujukan kepada router tersebut, yang akan diperiksa adalah forwarding table yang dimilikinya untuk memutuskan ke mana seharusnya datagram tersebut ditujukan. Forwarding table adalah tabel yang terdiri dari pasangan alamat IP (alamat host atau alamat jaringan), alamat router berikut, dan antarmuka tempat keluar datagram. Jika tidak menemukan sebuah baris pun dalam forwarding table yang sesuai dengan alamat tujuan, router akan memberikan pesan kepada pengirim bahwa alamat yang dimaksud tidak dapat dicapai. Kejadian ini dapat dianalogikan dengan pesan "kembali ke pengirim" pada pos biasa. Sebuah router juga dapat memberitahu bahwa dirinya bukan router terbaik ke suatu tujuan, dan menyarankan penggunaan router lain. Dengan ketiga fungsi yang terdapat pada router ini, host-host di Internet dapat saling terhubung.
Starik dan Dinamik
Pada Gambar 2 terdapat contoh nyata dari Internet yang mengilustrasikan bagaimana kompleksnya Internet dari berpuluh-juta host dan router. Di contoh kita lihat bahwa untuk menyampaikan datagram dari usr1.zynetwc.com ke www.titech.ac.jp harus melewati 22 router. Jarak antara host asal dengan host tujuan dinyatakan dalam satuan hop, yang merujuk pada jumlah router yang dilewati antara kedua host tersebut. Dalam contoh di atas, jarak antara usr1.zynetwc.com dan www.titech.ac.jp adalah 22 hop. Router-router ini --jika dilihat dari namanya-- walaupun diatur oleh organisasi-organisasi yang berbeda, dapat saling berkoordinasi sehingga dapat menyampaikan datagram dengan benar. Koordinasi router-router inilah yang menjadi bahasan utama ketika kita membicarakan routing.
Secara umum mekanisme koordinasi routing dapat dibagi menjadi dua: routing statik dan routing dinamik. Pada routing statik, entri-entri dalam forwarding table router diisi dan dihapus secara manual, sedangkan pada routing dinamik perubahan dilakukan melalui protokol routing. Routing statik adalah pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer. Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table di setiap router yang berada di jaringan tersebut. Penggunaan routing statik dalam sebuah jaringan yang kecil tentu bukanlah suatu masalah; hanya beberapa entri yang perlu diisikan pada forwarding table di setiap router. Namun Anda tentu dapat membayangkan bagaimana jika harus melengkapi forwarding table di setiap router yang jumlahnya tidak sedikit dalam jaringan yang besar. Apalagi jika Anda ditugaskan untuk mengisi entri-entri di seluruh router di Internet yang jumlahnya banyak sekali dan terus bertambah setiap hari. Tentu repot sekali!
Routing dinamik adalah cara yang digunakan untuk melepaskan kewajiban mengisi entri-entri forwarding table secara manual. Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan datagram ke arah yang benar.
Interior Routing Protocol
Pada awal 1980-an Internet terbatas pada ARPANET, Satnet (perluasan ARPANET yang menggunakan satelit), dan beberapa jaringan lokal yang terhubung lewat gateway. Dalam perkembangannya, Internet memerlukan struktur yang bersifat hirarkis untuk mengantisipasi jaringan yang telah menjadi besar. Internet kemudian dipecah menjadi beberapa autonomous system (AS) dan saat ini Internet terdiri dari ribuan AS. Setiap AS memiliki mekanisme pertukaran dan pengumpulan informasi routing sendiri.
Protokol yang digunakan untuk bertukar informasi routing dalam AS digolongkan sebagai interior routing protocol (IRP). Hasil pengumpulan informasi routing ini kemudian disampaikan kepada AS lain dalam bentuk reachability information. Reachability information yang dikeluarkan oleh sebuah AS berisi informasi mengenai jaringan-jaringan yang dapat dicapai melalui AS tersebut dan menjadi indikator terhubungnya AS ke Internet. Penyampaian reachability information antar-AS dilakukan menggunakan protokol yang digolongkan sebagai exterior routing protocol (ERP).
IRP yang dijadikan standar di Internet sampai saat ini adalah Routing Information Protocol (RIP) dan Open Shortest Path First (OSPF). Di samping kedua protokol ini terdapat juga protokol routing yang bersifat proprietary tetapi banyak digunakan di Internet, yaitu Internet Gateway Routing Protocol (IGRP) dari Cisco System. Protokol IGRP kemudian diperluas menjadi Extended IGRP (EIGRP). Semua protokol routing di atas menggunakan metrik sebagai dasar untuk menentukan jalur terbaik yang dapat ditempuh oleh datagram. Metrik diasosiasikan dengan "biaya" yang terdapat pada setiap link, yang dapat berupa throughput (kecepatan data), delay, biaya sambungan, dan keandalan link.
0 komentar:
Posting Komentar